Meterial untuk pengelasan harus disiapkan dengan sebaik mungkin sebelum dilakukan pengelasan. Persiapan pengelasan yang baik 80% akan memberikan jaminan keberhasilan dalam pengelasan.
Hal-hal yang dapat terjadi jika penyiapan material tidak baik yaitu :
- penetrasi tidak baik (terjadi penetrasi yang berlebihan) karena root face terlalu tipis, root gap terlalu lebar; atau (tidak terjadi penetrasi) karena root face terlalu tebal, dan root gap terlalu sempit.
- Penyempitan jalur pengelasan (akibat las cacat yang tidak kuat)
- misaligment (ketidakrataan benda kerja) karena penempatan material sebelum di las cacat tidak rata/sejajar.
- distorsi (perubahan bentuk) karena pengaruh panas
- porosity (karena benda tidak dibersihkan dari karat atau bahan lain)
Contoh penyiapan benda kerja adalah sebagai berikut :
hasil yang ingin dicapai
penyiapannya adalah:
material pertama (sisi samping) dibersihkan dari karat atau bahan lain.
material kedua sisi yang berhubungan digerinda rata sehingga pada saat dihubungkan dan ketika diterawang tidak terdapat celah di antaranya.
Jika di antara benda tersebut masih terdapat celah, maka akan mengakibatkan penetrasi yang tidak baik . Jika diuji etsa, pada bagian celah tersebut tidak akan terjadi fusi atau tidak terjadi perpaduan logam tambah dengan material las, tetapi pada bagian tersebut akan terisi oleh terak dan disebut cacat slack inclution (terak terperangkap). karena bagian tersebut terisi terak (bukan logam) maka pada bagian tersebut akan menjadi titik lemah dari konstruksi.
5. Posisi penempatan material pada meja kerja sesuai permintaan/spesifikasi
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah menyesuaikan posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi
- 1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F
- 1G, 2G, 3G, 4G plate
- 1G, 2G, 5G, 6G, 6GR (pipa)
fillet joint (T-joint)
butt joint
Posisi
pengelasan 1G pipa, pada pengelasan pipa 1G ini, pipa diputar dan
pengelasan tetap memposisikan elektroda di atas material.
Pengelasan 2G pipa, Pipa diam, juru las mengelas mengitari pipa
Pengelasan
5G pipa, pipa diam, juru las mengelas diawali dari bagian bawah terus
melingkan berhenti di pipa bagian atas pada sisi sebelahnya. pada sisi
lain dilakukan dengan cara yang sama yaitu diawali dari bawah terus
melingkar dan berhenti di atas. pengelasan ini disebut dengan posisi
pengelasan 5G up Hill.
Posisi pengelasan di atas adalah posisi 6G.
pemasangan pipa dimiringkan 45 derajat terhadap sumbu horizontal.
pengelasan dilakukan dari pipa bagian bawah terus melingkar ke arah
kanan/kiri dan berhenti di atas. dilanjutkan dengan pengelasan
sebaliknya diawali dari bawah dan terus melingkar berhenti di bagian
atas. Cara pengelasan seperti ini disebut 6G up hill.
Angka-angka pada posisi-posisi pengelasan
tersebut di atas menunjukkan tingkatan-tingkatan posisi pengelasan.
Angka yang semakin tinggi berarti menujukkan kwalifikasi yang tinggi
pula.
Posisi-posisi pengelasan di atas menunjukkan
kwalifikasi juru las yang berhak mengelasnya. jika juru las memiliki
sertifikat kwalifikasi 6G, maka juru las tersebut diperbolehkan untuk
mengelas semua posisi. Tetapi jika juru las tersebut memiliki sertifikat
4G plate, maka juru las tersebut tidak boleh menglas pipa posisi
apapun, tetapi bileh mengelas posisi pengelasan 1F, 2F, 3F, 4F maupun
1G, 2G, 3G dan 4G.
=======================================
Unit Kompetensi : Mengeset Mesin Las dan Elektroda
- Teknik perangkaian peralatan las busur metal manual dipahami dengan benar baik (AC/DC)
- Peralatan las busur manual dirangkai sesuai prosedur dengan kuat dan aman
- Penentuan polaritas (AC/DC+/DC-) ditetapkan sesuai kebutuhan tujuan pengelasan
- Penentuan elektroda dan arus disesuaikan dengan kegunaan pengelasan
Teknik dalam merangkai peralatan las busur manual ini harus dipahami oleh juru las. Tujuannya adalah agar pada saat melaksanakan perangkaian tidak menimbulkan kecelakaan atau kesulitan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah :
- Alat keselamatan kerja yang dibutuhkan untuk merangkai peralatan las dan cara penggunaannya
- Bagian-bagian yang harus dikontrol sebelum perangkaian dilakukan
- Posisi tubuh (sikap kerja) pada saat merangkai
- Hal-hal yang harus dikontrol setelah proses merangkai selesai dilaksanakan
Pemahaman tentang polaritas pengelasan wajib diketahui oleh juru las. Polaritas akan menentukan hasil pengelasan yang dilakukannya, misalkan penembusan dangkal, sedang atau dalam. Berdasarkan pengetahuan tersebut, juru las akan dapat menentukan polaritas apa yang dipakai untuk melakukan pengelasan pada logam ketabalan, jenis bahan dan posisi pengelasan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar